Pada awal musim kemarau ini, kekeringan melanda ratusan sumur milik warga di lingkungan Cangkring dan Tegalbatu, Kelurahan/Kecamatan Patrang. Diperkirakan, jumlah seluruh warga yang terdampak kekeringan ada sekitar 110 kepala keluarga (KK), akibat sumur warga mulai mengering.
Terjadinya kekeringan ini pun mendapat respons Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jember. Lembaga yang berkantor di Jalan Danau Toba itu mulai memberikan pasokan air bersih. Selain itu, warga yang terdampak juga diberi jeriken gratis, Selasa (20/6).
Seperti diketahui, selama beberapa waktu terakhir ini Jember jarang hujan. Kalaupun turun hujan, intensitasnya kecil. Ini membuat air tak sampai meresap ke dalam tanah dan tidak masuk ke sumur warga. Kekeringan semacam ini juga sempat melanda dua kelurahan pada bulan Juli 2022. Saat itu, Polres Jember mengirim air bersih menggunakan mobil water cannon.
Kini wilayah Kecamatan Patrang kembali dilanda kekeringan. Sejak dilanda kekeringan, sebagian warga terpaksa mandi dan mencuci pakaian di Sungai Rembangan. Sementara, untuk kebutuhan minum dan memasak, mereka membeli air isi ulang.
Menurut ketua RW setempat, Munir, air sumur menyusut dan mulai mengering, sehingga keruh dan mengeluarkan bau tak sedap. "Kalau pagi dan sore, di Sungai Rembangan banyak warga untuk mandi dan mencuci. Sekarang ini warga benar-benar membutuhkan air bersih," katanya.
Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Jember Penta Patria menyebut, terjadinya kekeringan itu langsung direspons BPBD Jember dengan mengirimkan pasokan air bersih. Saat ini, pasokan dilakukan menggunakan truk tangki. "Kami membawa mobil tangki berkapasitas 5 ribu liter air," katanya, Selasa (20/6).
BPBD Jember juga membagikan puluhan jeriken air secara gratis kepada warga, terutama diberikan pada warga yang belum memiliki jeriken. Setiap warga bisa mendapatkan jeriken gratis dengan syarat membawa kartu keluarga (KK). Jeriken yang dibagikan berkapasitas 20 liter. "Jeriken kami bagikan sesuai jumlah kartu keluarga yang terkumpul," imbuh Penta. Selain itu, untuk memudahkan warga mendapatkan air bersih, BPBD Jember juga menyediakan tandon air agar warga mudah mengambil air bersih dengan jeriken.
Penta menjelaskan, pasokan air bersih akan terus dilakukan sesuai kebutuhan warga. "Di lingkungan Darungan ada 40 KK yang butuh air bersih. Sementara, di lingkungan Tegalbatu dan Cangkring, Kelurahan/Kecamatan Patrang, hari ini kami asesmen dulu untuk mengetahui kebutuhan warga,” jelasnya.
Saat ini diperkirakan ada 110 KK yang membutuhkan air. Sementara itu, saat dropping air bersih di lokasi kekeringan, truk tangki yang datang langsung diserbu warga. Ada yang membawa jeriken, ember, maupun wadah lain.
Menurut warga setempat, Mastura, dirinya senang dengan adanya dropping air bersih tersebut. Hal ini karena air bersih benar-benar dibutuhkan warga yang sumurnya mulai kering. “Dengan pengiriman air bersih ini, kami bisa menghemat uang untuk membeli air isi ulang. Saya senang sekali dapat bantuan air bersih,” jelasnya.
Mastura menambahkan, untuk mendapatkan air bersih dia dan warga setempat harus mengeluarkan uang Rp 5 ribu untuk membeli air isi ulang. Air tersebut untuk keperluan minum dan memasak saja. Sementara, warga banyak yang mulai mandi di Sungai Rembangan.
Lurah Patrang Bety, saat diminta berapa jumlah KK yang kekurangan air, mengaku masih belum bisa memberikan jumlah KK yang terdampak. Namun, berdasar keterangan warga maupun petugas BPBD Jember, saat ini ada sekitar 110 KK yang kekurangan air bersih. “Maaf, saya masih ada di luar,” kata Lurah Patrang. (jum/c2/nur)
Posting Komentar