"Uang dibagi-bagi ke napi lain termasuk ke petugas lapas," ucap GN (28) saat rilis di Mapolrestabes Bandung, Jalan Jawa, Kota Bandung, Jawa Barat, Rabu (11/4) kemarin.
"Paling tinggi seminggu sampai empat puluh juta (rupiah)," ungkapnya.
Menurut GN, hampir seluruh pegawai lapas mengetahui dan menerima uang tersebut. Hampir 85 persen petugas lapas terlibat.
"Kecuali Kalapas dia enggak tahu karena ini permainan napi," kata GN.
Uang tersebut, sambung GN sengaja diberikan untuk jaminan kepada napi. Sehingga para napi 'dijaga' apabila ada razia atau lainnya.
"Untuk menutupi kalau ada sidak (inspeksi mendadak) juga biar enggak ada masalah," katanya.
Pengakuan GN diperkuat oleh pengakuan napi lainnya BY (35). Napi yang punya kedudukan penting di bloknya itu bahkan mengungkap kepada siapa saja uang hasil pemerasan mengalir.
"Ke KPLP (kepala pengamanan lapas), anggota piket sama staf yang lain," kata BY di Mapolrestabes Bandung, Kamis (12/4/2018).
BY bahkan merinci jumlah nominal uang yang harus disetorkan kepada petugas. Untuk KPLP uang yang disetorkan mencapai Rp 13 juta, anggota piket masing-masing Rp 3 juta dan enam orang staf masing-masing Rp 5 juta.
Uang tersebut disetor hanya dari satu 'RW' di blok lapas. Uang disetor setiap akhir pekan.
"Kalau di blok lain ya saya enggak tahu berapa. Ada juga yang langsung per napi setor ke atas," ujar BY.
Posting Komentar