Bagustv.com - Pemerintah sejak Selasa (5/1/2016) lalu menurunkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM), yaitu bensin Premium jadi Rp 6.950/liter dan solar jadi Rp 5.650/liter. Ternyata penurunan harga BBM ini menciptakan masalah baru.
Masalah baru tersebut adalah, meruginya pengusaha SPBU, karena para pengusaha masih memiliki stok BBM banyak di tangki timbun BBM-nya, namun pada Selasa kemarin harus dijual dengan harga baru yang lebih rendah.
Dampaknya, pengusaha SPBU akan malas memiliki stok BBM yang banyak bila pemerintah akan menurunkan harga BBM.
"Turunnya harga BBM cukup besar membuat pengusaha tidak mau punya stok karena rugi besar," kata Direktur Pemasaran Pertamina, Ahmad Bambang, kepada detikFinance, Jumat (8/1/2016).
Bambang mengatakan, pihaknya sudah memprediksi hal ini terjadi. Pertamina mengajukan dispensasi penebusan harga baru mulai H-2 sebelum harga BBM turun, namun usulan ini ditolak Kementerian Keuangan (Kemenkeu).
Kenapa harus persetujuan Kemenkeu, karena ini menyangkut bensin Premium penugasan dan solar subsidi. Apalagi, penurunan harga solar kali ini cukup besar hingga Rp 1.000/liter lebih.
"Kondisi ini cukup riskan, karena para pengusaha SPBU tak mau punya stok, dikhawatirkan saat BBM turun, stok BBM di SPBU-SPBU keburu habis, dan bisa menimbulkan gejolak di masyarakat," kata Bambang.
Ia menambahkan, agar tidak ada gejolak, Pertamina terpaksa beroperasi selama 24 jam khususnya di SPBU-SPBU yang stok BBM-nya kritis.
"Namun tetap saja kita tidak bisa meng-cover semua. Bahkan kemarin kami meminta bantuan aparat keamanan untuk menggantikan sopir yang kelelahan untuk memasok BBM ke SPBU, agar tidak terjadi kekosongan BBM. Tapi konsumsi BBM masyarakat meningkat, makanya banyak muncul berita-berita di media massa, antrean panjang dan SPBU tutup kehabisan stok BBM," ungkap Bambang.
Kalau kondisi ini terus terjadi setiap pemerintah melakukan penyesuaian harga BBM, tentu bisa menjadi masalah sosial besar di masyarakat.
Karena ketika pemerintah ancang-ancang turunkan harga BBM, pengusaha SPBU memilih tidak memiliki stok BBM.
"Salah satu solusinya, pengusaha diberikan kemudahan dengan boleh menebus stok BBM H-2 dengan harga baru (harga BBM yang sudah turun). Dulu pernah diberikan dispensasi oleh Kemenkeu, tapi kemarin ditolak Kemenkeu, dan ujungnya membuat kerugian cukup besar bagi pengusaha SPBU," tutup Bambang.
Sumber: detik.com
Posting Komentar